Secara
teori pada tanaman puring, kalus akan tumbuh 2-3 minggu setelah pencangkokan.
Baru kemudian setelah 2-3 bulan tanaman dapat dipisahkan dari induknya dengan
cara memotong batang dibawah cangkokan. Sedangkan pada percobaan yang kami
lakukan, kalus muncul setelah 2 minggu pengamatan. Karena pengamatan dilakukan
hanya 1 bulan, akar yang terbentuk belum terlalu banyak dan belum dapat
dipindahkan ke medium lain (tanah). Kalus adalah suatu kumpulan sel amorphous
yang terjadi dari sel-sel jaringan yang membelah diri secara terus menerus.
Sel-sel penyusun kalus berupa sel parenkim yang mempunyai ikatan yang renggang
dengan sel-sel lain.
Tumbuhan
induk berasal dari biji (kecambah) sehingga akar yang terbentuk adalah akar
tunggang sedangkan akar yang terbentuk
pada batang cangkokan merupakan akar
serabut karena pada batang cangkokan pertumbuhan akar terjadi di bagian
potongan (floem yang terpotong). Tumbuhnya akar adalah pada sekitar kayu
(mengelilingi), bertujuan menyerap unsur hara dari tanah yang ditempelkan,
karena bukan berasal dari kecambah, akar-akar
tumbuh dengan ukuran yang sama di bagian pemotongan floem.
Cara
pencangkokan adalah dengan menyayat batang pohon induknya dengan membersihkan
kambium. Tujuan membersihkan kambium tersebut supaya akar dapat tumbuh dengan
baik. Apabila masih terdapat sisa kambium yang tertinggal maka mungkin masih
ada bagian floem yang tertinggal sehingga masih ada aliran bahan makanan sampai
ke daun sehingga akar tidak terbentuk. Sedangkan tujuan dari penyayatan adalah
untuk memutus jaringan floem yang mengangkut sari-sari makanan hasil
fotosintesis. Dengan terputusnya jaringan floem maka pada luka sayatan terjadi
penimbunan makanan yang menyebabkan bagian tepi luka menebal sehingga terbentuk
kallus. Kallus ini apabila menyentuh media basah akan merangsang terbentuknya
akar. Karena syarat terbentuknya akar adalah adanya makanan yang terkumpul di
bagian sayatan tersebut yang digunakan untuk pembentukan akar. Jaringan xylem
yang mengangkut air dan garam-garam mineral dari tanah tetap tidak terputus
sehingga batang yang dicangkok tetap mendapat suplai dari tanaman induk.
Dari
hasil percobaan yang dilakukan dapat dilihat bahwa tingkat keberhasilan
perbanyakan tanaman dengan cangkok cukup besar. Hal ini disebabkan karena:
1. Kebutuhan air yang tercukupi dengan jumlah yang tidak
terlalu berlebihan.
- Kebutuhan cahaya matahari tercukupi. Cahaya matahari ini diperlukan
tumbuhan untuk proses fotosintesis yang hasilnya ditransmisikan ke seluruh
jaringan melalui floem. Pada batang yang dicangkok dihilangkan floemnya
menyebabkan zat-zat hasil fotosintesis tidak dapat sampai ke perakaran
tetapi terkumpul pada bagian atas cangkok. Cadangan makanan tersebut
digunakan tanaman untuk pertumbuhan akarnya.
- Curah hujan dan kelembaban yang sesuai.
- Tanah yang cocok, yaitu bentukan hara yang tersedia bagi tanaman
yang dipengaruhi oleh kelarutan zat hara, pH tanah, tekstur tanah, jumlah
bahan organik yang ada.
- Pemilihn batang induk yang baik dan memenuhi syarat untuk
dicangkok.
- Perawatan yang baik.